Sabtu, 27 Desember 2014

Tak Usah Terbang

Aku mendengarkanmu saat dengan manjanya kau berkata 'aku sayang kamu' sembari memeluk tanganku dan menyandarkan kepalamu dibahuku. Masalahnya, bagaimana bisa aku percaya. Mengingat baru kemarin aku tak sengaja melihatnya sengaja menyandarkan kepala dipundakmu. Dia bisa segitu nyamannya denganmu, aku yang kesal. Aku yang ingin marah tapi tak punya hak. Aku yang ingin benci tapi tak ada artinya. Aku dimata mu sama dengan dia dimatamu. Sekarang kau bilang 'aku sayang kamu'? Tak salah memang? Tak salah ucap? Aku ingin merasa dibohongi, tapi kurasa kau tak ada niat untuk berbohong. Entah membohongiku atau dia. Bisa saja besok dia yang kesal, lalu kau yang menenangkannya dan mengatakan hal yang sama. Betapa murahnya kata-kata itu. Hanya mengambang  di sela-sela bibir, dilemparkan begitu saja tanpa ada perasaan sebagai landasannya. Aku tak mempertanyakan kesetiaanmu. Aku tak mempertanyakan keinginanmu. Tapi jangan menulis dua cerita berbeda diatas dua kertas dengan tangan kiri dan kananmu dalam waktu yang sama, itu benar-benar menyulitkanmu. Lalu kau akan kebingungan bagaimana memikirkan akhirnya. Membuatmu tersiksa tanpa ada yang menyiksa. Percaya saja, hatimu takkan bohong. Asal keinginanmu tak berlebihan, keadaan juga tak akan menyulitkan. Tak usah terbang kalau niatmu hanya untuk melihat keindahan sekitar tanpa tau dimana nanti kau beristirahat. Yang ada kau kelelahan, jatuh, lalu hidupmu selesai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar