Ku cabik saja kepedihanku yang menusuk, keinginanku untuk membunuh perasaanku. Aku tak bisa bohong, rasa itu masih ada. Kamu yang sudah tiada, aku berharapnya kamu mati, sayangnya tidak. Salahnya adalah ingatanku terlalu kuat dan hatiku yang sangat lemah. Aku tau tak hanya aku, kamu juga begini, setidaknya sama-sama tau rasanya diabaikan. Khayalan tinggi yang kemudian jatuh hingga berkeping-keping hancurnya. Menyisakan sebagian kenangan yang ingin tapi tak ingin dilupakan. Kau menangis dalam diammu, aku tau, karena akupun begitu. Diamku meneriakiku, heningku memaki, kenanganmu menusuk, dan hati merintih kesal, marah! Aku ingin kembali disaat pertama kita bertemu, disaat kita saling tidak tau, dan saat itu aku akan segera pergi meninggalkanmu, mengabaikan kehadiranmu. Berpura-pura tersenyum pun tak ada gunanya, mereka tau bagaimana aku terluka, mereka tau bagaimana kau melukaiku atau bagaimana aku melukaimu. Karena ceritaku tentangmu pasti berbeda dengan ceritamu tentangku. Semua orang hanya mendengar lalu memandang, yang peduli akan datang, yang tak suka akan tertawa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar