Sepintas aku ingin menjadi sepertimu, tertiup angin hingga terlepas dari pelukan sang ranting lalu melayang-layang di atmosfer merasakan lembutnya sentuhan angin dan jatuh tak berdaya dan mati membusuk dibawah. Tiada beban tersirat, tiada fikiran terlintas hanya kering tak berguna yang hidup dalam beberapa musim berganti. Tumbuh menjadi daun kecil berwarna hijau rumput, menghirup banyaknya karbondioksida yang berterbangan dan menjadi tempat pelepas rindu sang embun kala malam turun dari puncaknya hingga berganti terangnya matahari yang membuatku kuat dan justru membuat sel-selku mati hingga aku mengering. Tak berarti memang, tapi sudahlah, musim pasti berganti, ranting pasti mengerti mengapa aku pergi, daun baru pasti akan tumbuh dalam pelukmu lagi nanti. Dedaunan yang menjadi peneduh akan tetap menjadi sampah saat rumahnya tak lagi di atas. Terinjak. Aku bisa dengar bagaimana rintihannya. Tapi begitulah daun, tak selamanya tinggi diatas, pasti ada masanya untuk jatuh. Dihempas angin-angin, dibawa jauh dari rumahnya, lalu dilupakan tanpa sedikitpun kenangan. Jangan menangis, daun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar