Aku ini bintang, panas dan membakar, bisa saja melenyapkanmu saat kau lengah. Aku ini bintang, cahayaku setitik putih tak berhati dan berkasih. Aku ini bintang, bisa jatuh kapan saja, bisa jadi pengabul harapan tapi bisa jadi yang pertama menghancurkan. Aku ini bintang, besar dan bercahaya. Tapi kecil dan redup. Aku ini bintang, sinarku mahal. Jadi apa malam tanpaku dan jadi apa bulan tanpaku sebagai penghiasnya. Aku ini bintang, jadi tontonan milyaran orang tiap malam, mereka bilang aku dan bintang lain membuat pola dilangit, membuat formasi padahal aku sendiri tak tau, aku hanya bercahaya sesekali berkelip, peduli apa aku kata mereka. Aku ini bintang, aku lebih tau seperti apa dunia dibanding kalian. Aku diatas. Di langit. Di antara puing-puing awan tak tau diri yang menghantamku lalu pergi, begitu saja setiap hari sampai mereka bosan sampai mereka kesal dan menurunkan hujan membuatku harus bereteduh ditempat yang jauh, yang tak terlihat dan kalian menganggapku tak ada. Aku ini bintang, menjadi pujaan namun terkadang tertutup debu sialan membuatku jatuh perlahan-lahan lalu bersusah payah bangkit lagi. Jatuh lagi. Aku ini bintang, diam dan menunggu waktu berpijar sampai pola rotasi memanggilku untuk kembali bersinar. Aku ini bintang, tangisku tak dipedulikan dan kesalahanku jadi hinaan, jadi kebahagiaan orang. Jadi penderitaanku. Aku ini bintang, biar saja malam yang dengar dan aku hanya menunggu waktu sampai aku meledak menjadi kepingan tak berguna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar