Di sekeliling kucoba temukan jawaban, hal-hal busuk yang tak begitu menarik perhatian. Ah bagaimana bisa, aku terngiang suara keheningan yang berteriak seakan ingin memecahkan pita suara. Pertanyaanku tak berbuah jawaban. Aku merasa kesia-siaan ini semakin menjadi nyata membuat uluh hatiku terkoyak, melumpuh dalam pekat, segelap kelam tak bersirat. Ingin meledakkan amarah, tapi tak tau harus kemana, bukan padamu, bukan juga pada siapa. Aku hening saja dalam diam. Menikmati kesunyian yang berpadu suara senyap. Ini menggelitik. Seleraku hilang untuk mencinta, begitu juga rindu yang menggebu ingin kubunuh, tak ada lagi hal busuk yang menjadi pengganggu. Ada diam yang bicara, saat ku kehabisan kata dan tak tau harus bilang apa, hanya merangkai keheningan dengan pola dan rima yang sama, menunggu sampai kau sadar bahwa aku sedang diam untuk menunggumu mendengar. Aku dimaki kesenyapan, tergelincu dalam kepekatan, rasanya gelap, dan separuh hatiku tak bertuan. Seikat kata yang ku punya sudah habis. Keinginan untuk membuatmu mengerti telah terkikis. Biar diamku saja yang bertanya, biar bicara, biar kau tau bagaimana rasanya. Aku tak perlu jawaban, aku sudah tau isi hatinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar