Tetaplah terbakar, aku tak akan
berhenti memanggil namamu dalam setiap putaran dimensi waktuku. Aku tak
mau melepasmu disepanjang jalanku, biar jalan itu tau kalau aku pernah
melewatinya berdua denganmu sembari menggenggam tangan kananmu. Dan
jangan memohon padaku untuk melepas pelukanku, itu sia-sia. Kuatku dan
eratku hanya kuhabiskan untuk memelukmu. Melindungimu dari galaknya
semesta dan buasnya musuh-musuhmu. Tetaplah terbakar. Tetaplah menjadi
hati yang tersulut. Menghantam bintang-bintang diantara malam dengan api
cintamu yang tak pernah padam. Biarkan merah tetap menjadi darah.
Mengalir sederas ombak menemani aliran dalam nadimu, membawa sepintas
masa, menghidupkannya lagi dalam raga dan jiwa, jiwa yang terbakar.
Rasakan hatimu, bawa aku menjelajah kesitu, membuat masa depan menunggu,
karena iya atau tidak hari ini pasti berlalu. Menghapus dongeng masa
laluku, masa lalumu. Menulis skenario baru, layaknya sebuah drama
klasik. Taman taman di angkasa akan menyambut, bunga-bunga yang kembali
hidup, mengharumkan nafas dalam ruanganku bersamamu, dalam teduhnya
hati. Kau tak akan sendiri bila pergi, aku di sampingmu menemani,
dibelakangmu mengikuti, didepanmu memimpin langkahmu. Kau tak akan
tertawa sendiri, aku bersamamu bercanda sesuka hati. Kau tak akan
menangis sendiri, kau dipelukku, menunggu kesedihan ini berakhir,
melihat masa berganti, menunggu waktu berotasi, membuat hari tua
menanti, karena kita akan ada disana suatu hari nanti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar